Tuesday 9 June 2015

Apa itu Sahabat? Sahabat menurut ku adalah...

Teman dekat yang selalu mencoba lebih dekat, mengerti dan selalu mensupport segala tidakan yang baik...
Sahabat dalam hal ini mampu menggiringmu, merangkulmu ke jalan yang benar dan baik..
Dari aku kecil, aku sering berpindah tempat karena ikut papaku yang pindah lokasi kerja...
Dan karena hal itu aku memiliki banyak teman, mereka baik dan respect padaku
Memang dalam pertemanan tidak akan diketahui kedalaman dan kekuatan dari persahabatan tanpa adanya perseteruan..
Tapi itu tidak masalah, pertemanan yang baik akan selalu mampu melalui segala cobaan..
Percaya atau tidak..
Aku selalu mendapat teman yang mampu menggiringku menjadi insan yang berprestasi... Walau hanya tingkat kelas... Bahkan tingkat sekolah semua itu berkat dukungan mereka...
Sahabatku saat di SMA pun kami masih sering saling menghubungi..
Yang jelas aku sangat beruntung persahabatanku tidak penuh sandiwara, tidak memandang kasta..
Terlebih mereka yang terbaik
To : All my best friend on senior high school and university 😘😁👍

By : Laksmi Anggana R.

CATATAN PERJALANAN KE GUNUNG PADANG


    Saya melakukan perjalanan bersama kelas perhotelan selama 3 hari 2 malam sesuai rencana saat itu hari Jumat tanggal 3 April 2015 hingga 5 April 2015. Rundown acara telah dibuat dan akan mengunjungi gunung Padang dan curug Cikondang. Ini merupakan kali pertama saya mengunjungi lokasi wisata tersebut, ini akan menjadi menyenangkan karena saya pergi bersama teman kuliah.
Saya telah mempersiapkan keperluan guna perbekalan perjalanan tersebut sehari sebelumnya. Hanya 3 pasang pakaian, keperluan mandi, P3K, pakaian hangat seperti jaket, kaos kaki karena kita akan tinggal di vila yang berada di pucuk gunung hal tersebut sangat diperlukan karena suhu yang begitu rendah.
     Namun masih ada keperluan yang sebenarnya penting tapi saya tidak sempat persiapkan yaitu makanan, beruntung bapak saya, yang saat itu dalam perjalanan pulang kerumah dari kantor bisa saya minta tolong untuk dititipi untuk membeli perbekalan makanan di minimarket. Perbekalan berupa pengisi perut ini adalah air mineral, mi seduh, snack, keripik, abon sangat penting untuk dibawa. Abon hanya tambahan saja, tapi bagi saya penting sebagai teman makan.
     Karena sudah dijadwalkan berkumpul jam 06.30 maka saya tidur tidak terlalu malam, namun mungkin karena terlalu bersemangat untuk trip besok bersama teman sekelas agak sulit rasanya untuk tidur. Berbagai cara saya lakukan hingga akhirnya saya tertidur, mungkin sekitar jam 23.00  setelah susah tidur.
     Saat pagi saya bagun kesiangan, terlambat dari jadwal yang saya rencanakan seharusnya saya bangun jam 04.00 namun saya bangun jam 05.30. sontak saya terbangun dan meloncat dari tempt tidur untuk sholat, prepare serta memeriksa barang bawaan. Saya berangkat dari rumah kurang lebih jam 07.00 diantar bapak dan adik. Beruntung jalanan tidak terlalu padat. Saya sampai kampus, tempat dimana titik kumpul peberangkatan saya dan rombongan teman kelas.
     Terlihat 2 mobil terparkir yang kami sewa untuk perjalanan 3 hari 2 malam ini. Sebelum berangkat saya dan beberapa teman sarapan bubur yang kebetulan pedagangnya lewat didepan kami. Tidak lama setelah selesai makan teman-teman, saya berkumpul persiapan berangkat, dan dosen kami memberikan sambutan serta meminta salah satu teman untuk memimpin doa. Dan kurang lebih jam 08.00 kami berangkat. Saya duduk di dekat jendela agar lebih leluasa melihat pemandangan saat menempuh perjalanan, dan di dalam perjalanan pun saya selalu berdoa untuk kelancaran, keamanan, kebaikan kami dalam perjalanan.
     Karena perjalanan kami bertepatan dengan liburan panjang weekend, tentu arus perjalanan kami agak tersendat, namun semua itu tidak terasa berat karena alam sekitar hijau asri menenagkan untuk di pandang. Sesekali ada rasa deg-degan dan takut karena jalan menanjak dan bebatuan, namun kebersamaan dengan teman sekelas yang kompak, solid membuat kami selalu bersemangat.
Di puncak kami beristirahat sejenak untuk isi behan bakar, ada juga yang ke toilet, dan sholat serta membeli makanan khas seperti gemblong dan tahu yang dijajakan. Setalah istirahat dirasa cukup kami  melanjutkan perjalanan. Dari puncak menuju vila yang kami sewa di gunung padang memakan waktu 2 jam dan selama perjalanan kondisi jalan kurang baik, seperti jalan yang tidak rata karena bebatuan dan terjal.
     Tidak ada yang bisa kita lihat dari sekitar karena hari sudah mulai malam dan tidak ada fasilitas pencahaan yang memadai. Ditambah embun yang menutupi kaca jendela mobil yang saya tumpangi. Akhirnya hingga jam 19.42 kami sampai di gunung padang dan memarkirkan mobilnya di pintu masuk situs gunung padang tersebut.
    Hanya perlu berjalan kaki sedikit rombongan kelas sampai di vila, vila yang kami sewa ada dibawah jalan raya, bagus dan halamannya luas. Tidak perlu menunggu lama saya segera menata barang bawaan dan mandi. Sementara ada teman saya yang memiliki keahlian memasak bertempur di dapur untuk memanjakan lidah kami dengan maskan yang mereka buat.
     Malam pertama kami di vila tidak banyak aktifitas karena lelah perjalanan yang macet dan lama membuat kami ingin segera membaringkan tubuh dan tidur, lagipula keesokan harinya sebelum matahari terbit kami sudah harus mendaki gunung padang untuk melihat sunrise dipuncaknya. Namun sebelum tidur kami makan masakan teman-teman yang sudah tidak diragukan lagi keahliannya dalam memasak.
    Keesokannya, hari kedua kurang lebih jam 05.00 kami telah siap di lapangan untuk mendapat arahan dari dosen tentang tugas kami dan keselamatan dalam perjalanan, lalu kami keluar dari vila dan memulai perjalanan kami mendaki. Ada dua jalur untuk menempuh perjalanan ke puncak. Jalur kanan dengan jalan yang landai tapi jauh, karena jalan memutar dan jalur kiri dengan jalan yang terjal tapi dekat dan tidak memakan waktu lama.

    Jiwa muda dari teman-teman rombongan kelas perhotelanku ini sepakat menggunakan jalur kiri.      Tantangan lebih menyenangkan bagi mereka, alhasil saya yang tidak tahu jalan mengikuti saja dari belakang. Setiap lima langkah saya berhenti untuk menghela dan mengatur nafas, detak jantung rasanya berdetak lebih kencang dari biasanya. Seperti mengikuti perlombaan lari maraton, terlalu berlebihan, tapi memang itu yang saya rasakan.
    Teman saya sudah ada yang sampai di puncak, dan ada juga yang mendokumentasikan wajah lelah dari semua teman. Akhirnya saya sampai, dan saya merasa haus. Namun disitulah saya merasa sedih, saya tidak bawa air mineral. Betapa bodohnya saya hingga saya lupa membawa aset berharga itu. Tapi untungnya teman saya ada yang berbaik hati membagikan minumannya.
    Dan saat saya membalikkan badan dan melihat pemandangan betapa terkejutnya, saya berada diatas awan. Segera saya mengambil telepon genggam untuk mengabadikan keindahan alam ciptaan Allah ini. Situs gunung padang ini merupakan situs peninggalan kebudayaan Megalitikum di jawa barat. Dan merupakan kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.
     Bagi yang membawa handphone sekedar informasi, kerena lokasi gunung padang ini mengandung daya taikan magnet yang kuat jaringan sinyal tidak terbaca dan batrai cepat habis. Lokasi situs Gunung padang ini berada di desa Karyamukti, kecamatan Campaka, kabupaten Cianjur. Umumnya lokasi ini sering dikunjungi oleh peneliti, walaupun banyak juga wisatawan lokal dan asing.












     Ternyata saya masih berdiri di teras 1 dari 5 teras, jadi disitus ini terbagi atas 5 teras. Rasanya ingin duduk sebentar, karena lelah, dan mengira tanah yang saya pijak adalah puncaknya. Beberapa teman saya mengabadikan momen dan saya ikut bergabung, dosen perhotelan pun ikut. Karena kita datang sebelum jam resmi dibukanya situs gunung padang ini kami tidak di pandu oleh guide, tapi untung saja ada beberapa teman yang sebelumnya sudah mensurvei dengan mengunjungi situs ini kemarin mengingat setiap makna dari hal-hal yang ada di gunung padang.














    Sebelum masuk ke teras 1 terdapat pintu masuk atau pintu gerbang ke punden berundak Gunung Padang. Pintu masuk ini terdapat 2 batu persegi panjang yang berdiri seperti 2 tiang. Masuk ke teras 1 terdapat bukit masijid atau bukit bersujud. Bukit masijid ini punya arti sebagai tempat bersujud. Masih di teras 1, terdapat 2 batu musik. Satu terletak di sebelah barat bernama Batu Bonang. Satu lagi bernama Batu Kacapi terdapat di sebelah Timur. Di teras 1 juga terdapat satu kotak yang terlihat dimana orang menaruh sesajen. Serta terdapat tempat duduk seperti singgasana yang menghadap langsung pada gunung pangrango.
Naik ke teras 2 terdapat Bukit Mahkuta Dunia. Dari bawah pohon Kemenyan ini pandangan ke bawah sangat lepas dan Gunung Batu di kejauhan tampak jelas. Di lantai dua ada dua yang tumbuh berdempetan, pohon kemenyan. Di teras 3, tepatnya di sebelah timur, ada Batu Tapak Maung berarti Harimau. Yang memiliki makna Ma dan Ung, yang artinya manusia unggul. Di teras 3 ini ada 9 cekungan tapi bukan jejak Harimau. Cekungan itu ada yang seperti bekas tapak tangan, tumit kaki, dudukan, dan tongkat.
















    Kalau dihitung jumlahnya ada 9 cekungan, 9 cekungan itu berkaitan dengan Wali Songo, para penyebar agama Islam di Indonesia. Konon, 'manusia unggul' yang pernah duduk di sana‎ sampai meninggalkan bekas itu adalah Prabu Siliwangi. Di sini juga terdapat batu berukiran Kujang, senjata khas Sunda. Kata kujang berasal dari kata ku dan ujang, maksudnya kamu pegang, jalankan, telusuri apa makna yang terkandung pada Gunung Padang.










Pada teras 4 terdapat Batu Kanuragaan punya makna batu penguji. Di sini adalah ujian terakhir bagi siapa saja yang melakukan spiritual sebelum mencapat level tertinggi di teras 5. Di mana di teras yang permukaan tanahnya lebih tinggi itu terdapat Batu Singgasana Raja‎ dan Batu Pendaringan.


    Batu Singgahsana Raja ini adalah level terakhir sebagai tempat perenungan dari teras 1 sampai teras 5. Konon tempat ini  pernah digunakan bersemedi Sunan Ambu dan Sunan Rama. Jadi pada intinya, pundek berundak dengan 5 teras ini memapunyai simbol sebagai banyak tahapan yang harus dilalui dalam mencapai keinginan dan tidak ada yang instan. Semua harus ada proses. Pada sisi kanan terdapat bangunan baru dari besi 2 lantai dimana tempat melihat matahari terbit.
Saya bertanya pada teman-teman saya sebagai pengunjung di situs gunung padang ini, hampir setiap teman yang saya tanyai merasa senang dapat melihat awan ada di bawah kaki kita melihat banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Hampir setiap orang baru pertama kali mengunjungi untuk mengetahui tentang gunung padang, dan ada beberapa yang kedua kalinya. Bagi peneliti mereka sering mengunjungi dengan alasan penelitian.














  Namun sayang tempat ini tidak banyak yang tahu, seperti saya saat ingin pergi mengunjungi lokasi wisata ini, beberapa teman saya menanyakan lokasinya. Mereka mengira saya akan pergi ke Sumatra, padahal lokasinya di Jawa Barat. Telah banyak berubah dari situs megalitikum di gunung padang ini akibat tanah yang turun dan penebangan pohon sehingga lokasi dari batu banyak yang berubah.
    Padahal gunung padang dapat menjadi lokasi yang memiliki value lebih karena daya tariknya bagi peneliti maupun wisatawan lokal dan internasional jika lebih diperhatikan. saya tidak terlalu lama di situs wisata ini, karena matahari semakin terik sehingga udara yang tadinya sangat dingin berangsur memanas. Kami ke vila sebentar untuk beristirahat karena jam 11.00 kami akan berangkat ke Curug Cikondang. Beberapa teman ada yang membersihkan diri dan kami makan pagi bersama tentunya masakan teman kami di seksi konsumsi.
   Kemarin saat perjalanan ke gunung padang kemarin kondisi gelap karena malam dan hari ini kami berangkat tepat jam 11.00 karena kondisi yang cerah dan terik kami dapat melihat ke indahan alam yang tidak dapat dilukiskan dan diucapkan oleh kata-kata di sekitar kanan kiri terdapat perkebunan teh, awan yang menjulang tinggi di langit tapi jalanan cukup curam itu yang membuat saya kadang merasa merinding.











  Perjalanan tidak memakan waktu lama, tapi memang tersa lama dan ingin ceat sampai tujuan karena alasan pusing dengan trek jalan yang dilalui, jika mudah mual atau masuk angin sisarankan membawa, obat penghilang mual atau minyak angin. Dan dari kejauhan sudah terlihat curug Cikondang ini, sangat indah namun jika di perhatikan dari dekat aliran airnya agak keruh.














Curug Cikondang ini ternyata merupakan jalur aliran emas, aliran airnya keruh hal tersebut karena penambangan emas oleh warga sekitar yang menggunakan air raksa. Tentunya hal tersebut yang menyebabkan pencemaran air. Dari tempat parkir rombongan kelas saya berjalan sekitar 5 menit, jalanan mengarah turun, dan disekitar banyak bunga liar yang membuat cantik alam sekitar, juga ada sawah.
Dan karena ke indahan dari curug Cikondang itu sendiri menyebabkan saya tergoda untuk menikmati aliran air terjun yang deras. Saya dan teman-teman menaiki bebatuan yang agak licin untuk mencapai curug lebih dekat, disarankan tidak menggunakan sepatu maupun sandal, bertelanjang kaki lebih baik untuk ke air terjun ini.
    Karena kehidupan ini sudah tidak lepas dari kamera dari telepon genggam tentu. Hal yang wajar dan menjadi kewajiban untuk mengabadikan momen. Dingin dan segar rasanya, sampai-sampai saya lupa air curug Cikondang ini agak keruh. Setelah puas saya memutuskan untuk naik dan mengeringkan badan, sayang disini tidak ada fasilitas toilet, untuk sekedar membersihkan badan.
Sempat agak khawatir, mobil akan kotor dan basah jika kami tidak membersihkan diri. Setelah keluar dari lokasi. Tidak jauh dari tempat kami memarkirkan mobil terdapat rumah warga yang pemiliknya menawarkan rumahnya untuk tempat kami berganti baju, hanya berganti bukan toilet.
   Terpaksa saya berganti baju disana, untuk membersihkan diri saya lakukan di vila. Sayang baju bersihnya jadi kotor karena badan kotor karena air terjun, rasanya badan agak gatal dan lengket mungkin kerena penambangan emas diatas air terjun tersebut yang membuang limbahnya langsung memalui air terjun.
   Yang saya khawatirkan rasa gatal tersebut akibat bahan kimia yang digunakan para penambang tidak baik bagi kulit. Segera kami kembali ke vila, tapi saya sempat membei jajanan cilok untuk sekedar mengisi perut. Soal perjalanan tidak perlu ditanya lagi, persis seperti yang saya rasakan saat perjalanan vila menuju curug Cikondang ini.













Sesampainya di vila seluruh peserta perjalanan berebut menggunakan kamar mandi. Mandi belum sampai 1 menit sudah ada yang menggedor pintu minta bergantian. Benar- benar tidak nyaman. Sore harinya saya ikut mengganggu dapur untuk menjadi komentator rasa makanan. Teman-temanku memasak untuk malam harinya, menunya Nagomi, nasi goreng mi. Malam hari kami makan bersama. Setelah makan malam ada acara membakar singkong, bulan malam ini merah, disekelilingnya banyak awan. Ternyata hari ini tadi sempat ada gerhana bulan.
Sambil membahas tentang perasaan masing-masing tentang perjalanan ini, teman-teman bermain benteng di lapangan, sesekali terpeleset karena rumput yang licin. Tidak terasa sudah tengah malam, kami beristirahat sebentar karena keesokan harinya jam 04.00 kami akan melakukan perjalanan kembali ke Jakarta.

Kurang lebih jam 04.00 kami melakukan perjalanan kembali ke Jakarta, setelah merapikan dan membersihkan vila yang kami sewa. Ditengah perjalanan, tepatnya di puncak kami mampir ke pusat oleh-oleh, saya membeli cilok dan kripik bayam. Kami sampai di jakarta kembali, di kampus jam 12.00 dengan baik dan selamat. Alhamdulillah.
by : Laksmi Anggana Raras